Blog Universitas Pertamina

Melepas Penat dengan Mendaki Gunung: Edisi 1 (Cikuray, Garut)

Garut, Jawa Barat memiliki julukan Swiss van Java. Pegunungan di Garut sangat indah. Ketika mendaki Gunung Cikuray pada tahun 2013 dan 2015, saya diperlihatkan hamparan kebun teh hijau yang indah. Udara yang sejuk membuat kita bersemangat untuk mendaki. Meskipun tahunnya berbeda, suasana pendakian sangat menyegarkan dan meningkatkan mood.

Foto-foto Gunung Cikuray: https://blogdestinasi.wordpress.com/2021/02/28/gunung-cikuray-garut/

Ketinggian gunung ini memang yang tertinggi di Garut. Kita dihadapkan dengan lereng gunung yang hampir tidak memiliki bonus. Bonus sering diartikan sebagai morfologi datar agar pendaki bisa beristirahat sejenak, agar kakinya tidak lelah. Pendakian dapat dilakukan dengan membawa beberapa peralatan yang memadai seperti carrier. Di dalam tas besar ini terdapat perlengkapan tidur seperti kantong tidur dan jaket hangat. Bahan masakan dan peralatan masak harus disiapkan agar kita tidak kelaparan. Tentu saja tenda juga harus disiapkan.

Video pendakian Gunung Cikuray: https://web.facebook.com/766100026779735/videos/1325857334137332

2013 adalah tahun pertama saya mendaki gunung dan saya langsung bersemangat tentang pengalaman pertama. Bersama dengan selusin orang, saya mendaki gunung dengan terengah-engah. Namun hamparan pemandangan akan semakin indah seiring bertambahnya ketinggian. Kami mengobrol satu sama lain, beristirahat, mengambil napas selama perjalanan. Beban berat terasa ringan karena didampingi teman pendaki.

Sesampainya di pos sebelum puncak, kami mendirikan tenda. Waktu telah pindah ke tengah malam. Udara pegunungan yang dingin memberikan kesegaran pada tubuh yang telah terkuras oleh pekerjaan di dalam ruangan. Sebelum fajar, kami melakukan perburuan matahari terbit. Mengejar matahari terbit.

Garut dan gunung-gunung lainnya seperti lukisan indah yang harganya sangat mahal. Matahari yang gagah menyinari semua pendaki di puncak Cikuray. Awan putih halus memasuki bola mata. Angin di puncak gunung seperti air minum untuk memuaskan dahaga. Kami mengibarkan bendera Indonesia dan berfoto bersama. Terkesan alay, tapi itu bagian dari betapa bahagianya kami melihat indahnya puncak Cikuray. Para pendaki lain terlihat menikmati sarapan di puncak.

Pada tahun 2015 saya kembali mendaki gunung ke Cikuray. Dengan satu teman. Kali ini dengan konsep tektok, tidak buat tenda seperti sebelumnya (red: 2013). Dengan mengendarai sepeda motor, kami menuju Garut saat subuh. Berangkat dari Bandung. Perjalanan sangat lancar dan tiba di Garut saat matahari belum terik. Kami melihat ladang teh seperti sebelumnya dan memulai pendakian dari sana. Kali ini sangat sulit untuk memanjat. Kami bertemu dengan beberapa kelompok pendaki remaja. Mereka bantuin mengangkut kami dengan mobil kolbak dari kebun teh ke pos pendaftaran.

Saat itu, perjalanan ke atas dan kembali ke bawah ditempuh dalam 8 jam. Dari jam 8 pagi sampai puncak jam 12 tengah hari, sesampainya di puncak dilanjutkan turun lagi dan nyampe bawah jam 4.

Di puncak, setelah memuaskan dahaga dan menikmati puncak, kami segera turun. Beberapa pendaki lain tampaknya menikmati pemandangan dan berencana mendirikan tenda. Sayang sekali, pemandangan di atas tidak seindah tahun 2013. Pemandangan tertutup awan dan terlihat mendung, Garut tidak terlihat. Sesampainya di pos di bawah ini, kita melanjutkan perjalanan pulang. Keesokan harinya saya demam selama tiga hari. Ha ha ha.

Sampai jumpa di edisi berikutnya:

Gunung Guntur

Gunung Pangrango

Gunung Rakutak

Gunung Manglayang

Gunung Geulis

Gunung Lembu

Gunung Papandayan

Gunung Puntang

Share :
Previous Post
Next Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *