Blog Universitas Pertamina

AKU DAN PELARIANKU

Didedikasikan untuk Teman-teman BCC (Boron Carbon Cummunity) Academic Runners Universitas Pertamina

Pandemi covid -19 belum usai, tetapi memberikan banyak pelajaran kepada kita semua. Salah satunya adalah perubahan dimensi tubuh selama pandemic akibat kurang atau malas “gerak” dengan alasan berbagai macam alasan. Hehehehe.

Ini aku alami saat mendekati lebaran tahun 2021. Memutuskan untuk pulang sekalian menjenguk ibu yang sedang sakit, ternyata berbarengan dengan kondisi pandemi di pulau jawa khususnya Jakarta semakin tinggi. Border di tutup, dan hanya yang telah melakukan 2x vaksin yang boleh masuk Jakarta. Kondisi ini mengharuskan aku dan keluarga harus menetap di Jambi untuk sementara waktu sampai jatah vaksi ke-2 untuk anak dan istri sudah tersedia.

Selama lebih kurang 6 bulan kami menjalankan aktivitas secara online dari rumah keluarga di Jambi. Tentu saja karena godaan makanan lebih kuat dibandingkan olahraga, menyebabkan ukuran tubuh mengalami pertumbuhan ke samping, sehingga berat awal 60 kg menjadi sekitar 72 kg. walaupun telah memulai untuk lari, tetapi karena input lebih besar dari output, sehingga tidak ada efek sama sekali. Hehehe

Alhamdulillah, akhirnya setelah lebaran haji tahun 2021, vaksin ke-2 sudah dilakukan, kami bisa kembali pulang ke Jakarta. Singkat cerita, Kampus menjadwalkan Medical Check Up (MCU) setelah lebih 3 tahun bekerja di sini. Dan sudah bisa ditebak hasilnya,

  • Kolesterol Tinggi
  • Gula Darah Tinggi
  • Dan dapat Bonus Fatty Liver

Setelah mendapatkan saran dan masukan serta resep josss dari sahabat-sahabat komunitas Boron Carbon Community (BCC) akhirnya Bendera resolusi sehat mulai dikibarkan.

Kegiatan Rutin BCC di Minggu Pagi

Dengan semangat 1000% mulailah aktivitas berlari dilakukan. Merasa punya “tenaga banyak” tanpa ilmu yang cukup akhirnya berlari 5-10 km/ hari selama 10 hari berturut-turut ditargetkan.

Alhamdulillah, hari ke-5 kaki kiri mengalami cedera hamstring (cereda otot paha belakang). Sakitnya luar biasa. Sehingga target 10 hari pupus, dan diganti dengan 1 minggu full rest. Hehehe.

Ternyata untuk olahraga khususnya lari, tenaga besar tidaklah cukup jika tidak dibarengi dengan ilmu.

Akhirnya setelah mendapatkan pencerahan dari Coach Wahyu, Coach indra, dan teman-teman BCC serta membaca postingan-postingan komunitas lari, kemudian mulai memperbaiki pola lari dan menahan “nafsu” dalam berlari. Selama lebih kurang 2 bulan setelah rutin berlari plus menjaga pola makan, timbangan kembali normal ke tengah, tidak lagi ke arah kanan, Kembali ke angka 61-62 kg. Tapi penurunan berat badan hanyalah salah satu bonus, yang terpenting adalah kesehatan mulai membaik dibandingkan sebelumnya (disclaimer: setiap orang akan berbeda-beda tingkatan pencapaiannya).

Bagaimana caranya?

Larinya berapa lama?

Nah cerita ini masih bersambung biar ga bosen. Hehehe..

Share :
Previous Post
Next Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *