Blog Universitas Pertamina

MARI BELAJAR PERANAN INDIVIDU DAN KELOMPOK DI SUATU ORGANISASI MELALUI FILM “THE WOLF OF WALL STREET”

SINOPSIS
Film “The Wolf of Wall Street” ini merupakan sebuah film yang diambil dari kisah nyata Jordan Belfort dalam cerita perjuangannya menjadi broker saham kaya raya beserta dengan cerita bagaimana kejatuhannya akibat keserakahannya, kejahatan, korupsi, dan akhirnya membuat dia menjadi buronan.

Dalam film yang disutradarai oleh Martin Scorsese ini menceritakan kisah dari seorang pialang saham Wall Street yaitu Jordan Belfort yang diperankan oleh Leonardo DiCaprio. Dalam ceritanya, Jordan Belfort mendapatkan pekerjaan sebagai pialang saham Wall Street untuk L.F. Rothschild. Jordan dengan dengan cepat terpikat dalam budaya pialang saham berbahan bakar obat-obatan dan sampai akhirnya ia harus kehilangan pekerjaannya karena penurunan saham satu hari terbesar dalam sejarah.

Jordan bekerjasama dengan tetangganya yaitu Donnie Azof, dan keduanya menemukan perusahaan mereka sendiri dan merekrut beberapa teman Jordan yang pernah dilatihnya. Setelah kesuksesan Jordan membangun perusahaannya, ia masuk dalam jajaran orang terkaya di Forbes. Sehingga, banyak investor muda yang datang ke perusahaannya. Jordan menjadi sangat sukses dan akhirnya ia pun mulai bergaya hidup yang tidak baik seperti bermain dengan pelacur serta mengkonsumsi obat-obatan. Pada suatu waktu, Jordan menghasilkan 22 US Dollar dalam 3 jam secara ilegal sehingga hal tersebut menjadi perhatian FBI, yang kemudian pada dua tahun kemudian membuat satu per satu rekannya ditangkap dan akhirnya membuat Jordan juga ikut tertangkap.

ANALISIS
Film ini diawali dengan kisah Jordan Belfort yang merupakan seorang pialang saham. Di awal karirnya, dia tidak begitu handal dalam melakukan penjualan saham bahkan kerjaannya sering tidak diperhitungkan oleh perusahaan tempatnya bekerja. Hal ini dikarenakan ia masih kesulitan beradaptasi dengan lingkungan kerjanya yang baru.

Terlihat dari adegan diatas, Jordan masih berusaha menyesuaikan diri menjadi seorang pialang saham. Di hari pertama kerjanya, Jordan juga terlihat merasa takut dan khawatir karena dia belum dapat beradaptasi dengan lingkungan perusahaannya tersebut. Namun pada akhirnya rekan kerjanya yang merupakan seniornya di perusahaan ini yaitu Tuan Hanna memberi tahu Jordan mengenai cara menjadi pialang saham yang handal. Ini terlihat dalam adegan ketika mereka sedang makan siang.

Tuan Hanna melihat rasa kecemasan yang dirasakan oleh Jordan sehingga mengajaknya untuk makan siang bersama dan memberi tahu mengenai dua kunci kesuksesan pialang saham. Pertama harus tenang namun untuk mencari ketenangan ini Tuan Hanna menyarankan Jordan untuk menjadi sex addict dan kedua mengkonsumsi kokain. Ketika Jordan akan menerapkan hal ini di dunia kerja, perusahaannya ditutup dan melakukan PHK besar-besaran. Lalu dia memutuskan untuk tetap menjadi pialang saham di perusahaan lain yang skalanya lebih kecil dan hanya menjual saham recehan. Jordan menerapkan cara kerja di perusahaan sebelumnya ke perusahaan barunya ini. Awalnya dia merasa khawatir dengan lingkungan kerja barunya yang berbeda jauh dengan lingkungan kerja lamanya meskipun sama-sama bergerak dibidang jual beli saham. Namun pada akhirnya Jordan berhasil mengelola rasa khawatirnya ini dan malah dia sukses menjadi role model bagi pekerja lainnya dalam menawarkan saham.

Tak disangka dia dengan sangat cepat mendapat banyak klien yang ingin membeli saham sehingga hanya dalam beberapa hari kerja Jordan meraup untung yang besar. Dalam organisasi, posisi individu nantinya akan sangat dipengaruhi oleh pengalamannya dan bagaimana cara dia berkomunikasi serta berinteraksi dengan orang lain. Melalui pengalaman inilah seseorang dapat membentuk kompetensi dan kemampuan dirinya. Dengan pengalaman kerja Jordan di tempat kerja sebelumnya yang lebih profesional akhirnya membentuk Jordan menjadi pialang saham yang dapat dikatakan sukses meskipun bekerja di perusahaan yang kecil. Hal inilah yang akhirnya membuat dia dapat berkomunikasi dengan baik kepada calon kliennya. Seperti yang kita ketahui bahwa pekerjaan pialang saham ini membutuhkan banyak interaksi dengan calon klien dan harus dapat melakukan persuasi agar calon klien tertarik membeli saham.

Karena sering mendapatkan untung besar, lama kelamaan uang Jordan terkumpul dan akhirnya ia memutuskan untuk membuka perusahaan jual beli saham sendiri yang diberi nama “Stratton Oakmont”. Jordan membuka perusahaan barunya ini bersama temannya yakni Donnie dan beberapa teman lainnya yang kemudian dilatih seperti Tuan Hanna melatihnya. Dengan lingkungan kerja yang diciptakan oleh Jordan sebagai ketua melalui pengalaman yang telah dilaluinya sebelumnya, perusahaan ini cepat naik dan sukses dalam waktu singkat. Jordan semakin menghasilkan banyak uang di usianya yang belum genap 26 tahun. Akhirnya Jordan mendapat julukan sebagai “Wolf Wall Street.” Kesuksesan Jordan ini dapat dijelaskan melalui pengalaman intrapersonal dan interpersonalnya, yakni sebagai berikut:

  1. Pengalaman Intrapersonal

Hal ini terkait dengan kemampuan seseorang dalam berorganisasi, sikap, dan keyakinan yang akan mempengaruhi sebuah organisasi. Hal ini juga terkait dengan pengalaman seseorang di masa lalu mengenai bagaimana lingkungan organisasi tempat dia bekerja sebelumnya, motivasi seseorang bergabung ke sebuah organisasi, dan lain-lain. Pengalaman merupakan hal penting karena masa lalu diri kita dapat dijadikan referensi agar kedepannya kita menjadi lebih baik. Pengalaman juga akan mempengaruhi cara kita berkomunikasi dan kinerja kita.

Di awal karirnya, Jordan merupakan pekerja biasa yang akhirnya banyak belajar dari pengalaman-pengalaman di masa lalunya. Melalui pengalaman kerjanya dia juga akhirnya belajar bagaimana cara mempersuasi klien dan teman temannya agar berkenan diajak bekerja sama hingga akhirnya dia berhasil mendirikan perusahaannya sendiri. Pengalamannya juga mempengaruhi model kepemimpinannya yang membuat karyawan betah bekerja di perusahaannya karena Jordan sangat menghargai kinerja dari pekerja serta sering memberi reward sebagai tanda terimakasih atas kerja keras para pekerjanya meskipun di sisi lain dia tetap “gila uang”.

Selain itu, Jordan juga sering memakai bahasa informal ketika berbicara dengan pekerjanya sehingga seolah-olah mereka merasa tidak ada jarak antara satu sama lain sehingga meningkatkan semangat kerja pekerjanya dan perusahaan dapat cepat berkembang karena kinerja yang baik dari perusahaan tersebut. Hal-hal ini dipelajari oleh Jordan melalui pengalamannya sebagai pekerja di masa lalu dan akhirnya dia mulai merancang sendiri sistem kerja di perusahaannya. Kompetensi komunikasi yang dimiliki Jordan juga sangat baik yang terlihat dari bagaimana dia mengambil keputusan dalam perusahaan. Dengan kompetensi komunikasi yang baik juga dapat mempengaruhi perspektif, pemikiran, dan pemecahan masalah yang hal-hal ini dapat berpengaruh pada perkembangan organisasi dan individu.

  1. Pengalaman Interpersonal

Hal ini terkait dengan dorongan seseorang untuk bergabung ke dalam organisasi, memilih organisasi, dan berinteraksi dengan sesama. Dorongan dalam diri ini dipengaruhi oleh pengalaman di masa lalu. Pengalaman interpersonal ini mempengaruhi produktivitas karena menyangkut cara seseorang dalam menciptakan interaksi dengan rekan atau anggota organisasi lainnya. Interaksi ini sangat berpengaruh dalam keberlangsungan seseorang di dalam organisasi. Jika kita paham interaksi ini maka kita akan mengetahui cara menghargai orang lain, berkomunikasi, memahami pembagian tugas, memahami visi misi perusahaan, berkomunikasi secara informal, dan lain-lain. Jadi dalam komunikasi interpersonal, ini bukan hanya sekedar penerimaan pesan namun bagaimana seseorang ini
dapat menyampaikan pesannya kembali ke orang lain.


Kelompok perusahaan profit yang bergerak di bidang pialang saham yang dibentuk oleh Jordan Belfort beranggotakan beberapa temannya di masa lalu yang memiliki latar belakang masing-masing. Latar belakang ini lah yang terbentuk dari proses komunikasi interpersonal yang intens dan berlangsung dalam jangka waktu lama, kemampuan persuasi setiap anggota organisasi Stratton Oakmont terlahir dari proses komunikasi interpersonal, mulai dari Jordan Belfort yang menjadi kepala perusahaan saham, ia memiliki kompetensi komunikasi, kemampuan mengatur struktur organisasi, motivasi mendirikan perusahaan hingga kepiawaian dalam bidang pasar saham yang ia dapatkan semuanya melalui pengalaman interpersonal saat ia bekerja di salah satu perusahaan stock agency di wall street, AS.

Proses komunikasi interpersonal Jordan Belfort secara keseluruhan terbentuk dari motivasi seorang kolega-nya bernama Mark Hanna sewaktu bekerja di Wallstreet yang kemudian membentuk pribadi Jordan sehingga memberi pengaruh besar pada produktivitas Jordan dalam bekerja di dalam organisasi Stratton Oakmont. Tidak jauh berbeda dengan Donnie Azoff yang mendapatkan kemampuan persuasinya serta jaringan kepada orang-orang kaya yang begitu luas dari proses pengalaman interpersonal menjadi pemilik toko perlengkapan bayi di salah satu pusat perbelanjaan. Pengalaman interpersonal yang terbentuk selama bertahun-tahun pula yang kemudian membentuk kompetensi komunikasi organisasi serta produktivitas dirinya di Stratton Oakmont.

Setiap anggota organisasi Stratton Oakmont pada awalnya memiliki kemampuan yang serupa dan didapatkan dari pengalaman interpersonal yang berbeda-beda. Disamping itu semua, kesuksesan Stratton Oakmont dipengaruhi oleh satu aspek penting yaitu bagaimana Jordan Belfort menjaga dan merawat komunikasi interpersonal di dalam organisasinya dengan sempurna, sehingga setiap karyawan didalam organisasi profit ini setiap harinya mengalami peningkatan produktivitas kerja yang signifikan. Penjelasan diatas selaras dengan asumsi tentang organisasi yang mengatakan bahwa organisasi sebenarnya merupakan struktur dari banyaknya hubungan interpersonal, dan ketika kualitas komunikasi interpersonal ini dibentuk dan di bangun dengan baik maka akan mempermudah organisasi tersebut untuk melaksanakan tugas bahkan mencapai tujuan organisasi.

MOTIVASI
Analisis selanjutnya mengenai motivasi yaitu dorongan yang dimiliki seseorang dalam mencapai sesuatu. Dorongan ini memiliki banyak faktor yang berpengaruh dalam proses mencapai tujuan. Faktor ini akan mempengaruhi cara seseorang dalam mengembangkan diri dan berinteraksi dengan orang lain. Motivasi yang tinggi dapat membuat seseorang berusaha keras untuk mengejar tujuan hidupnya. Dalam film “The Wall of The Street” ini motivasinya adalah uang. Mengingat Jordan yang awalnya merupakan seorang pria miskin dan bekerja keras agar menjadi orang kaya. Namun kekayaan yang dimilikinya membuatnya menjadi seseorang yang gila akan narkoba dan seks. Terlihat dari adegan dibawah ini bahwa petinggi Stratton Oakmont dikelilingi banyak uang karena kesuksesan perusahaannya. Artinya tujuan dari organisasi telah tercapai karena kerja keras yang mereka lakukan untuk menghasilkan banyak uang.

TEORI

  1. Social Information Processing Theory

Adanya keterkaitan antara motivasi dan komunikasi setiap individu yang kemudian mempengaruhi sikap serta perilaku setiap individu di dalam organisasi, dan kebutuhan (needs) serta sikap individu di dalam organisasi juga ditentukan oleh informasi yang tersedia. Pada dasarnya perilaku dan kepribadian seseorang sangat dipengaruhi 3 hal utama dalam asumsi teori ini. Yaitu, Persepsi individu terhadap porsi kerja/tupoksi yang ditugaskan, informasi di lingkungan sosial yang mengatakan bagaimana individu harus bersikap, dan pengalaman masa lalu. Ketiga hal ini lah yang kemudian menjadi faktor terbesar yang dapat mempengaruhi kinerja serta produktivitas setiap individu di dalam
organisasi.

Dalam film The Wolf of Wall Street terdapat beberapa scene yang menunjukan Jordan Belfort sebagai pimpinan perusahaan memberi informasi yang jelas dan terarah terkait beban kerja, porsi kerja setiap karyawan nya sehingga hal tersebut yang kemudian membangun motivasi setiap karyawan untuk meningkatkan kinerja mereka di Stratton
Oakmont, tupoksi yang jelas selaras dengan Standard Operation System yang berlaku di perusahaan, hal ini pula yang menjadi salah satu faktor yang menjadikan kunci kesuksesan organisasi yang didirikan oleh Jordan Belfort.

Diluar itu semua jalinan komunikasi individu setiap karyawan yang tergabung dalam perusahaan Stratton Oakmont sangat dijaga oleh Jordan, terlihat dari salah satu scene yang menunjukan ketika Jordan melakukan speech di panggung kantor ia bercerita ketika salah satu karyawan nya dulu datang kepadanya untuk melamar kerja dan tanpa sungkan ia memberikan gaji kontrak sebesar 25.000 dolar sebagai bentuk bantuan untuk menyekolahkan anak dari karyawan yang telah sukses tersebut, dapat dianalisa dari sini bahwa Jordan selalu mementingkan kualitas komunikasi individu pada setiap karyawannya sehingga tumbuh motivasi untuk mencapai tujuan organisasi secara
bersama.

  1. Positive Reinforcement Theory

Teori ini bersumber pada Reward Theory, B.F Skinner menjelaskan bahwa perilaku memberikan imbalan pada seseorang dalam ruang lingkup individu dapat memberi motivasi dan pengaruh besar pada produktivitas seseorang di dalam organisasi. Pengaruh yang dipicu oleh perilaku memberi imbalan dalam suatu organisasi biasanya berbentuk insentif kerja atau berupa rekognisi khusus yang diberikan atas produktivitas kerja karyawan tertentu. Penghargaan atau imbalan ini biasanya diberikan oleh seorang pimpinan organisasi kepada individu yang berada di bawahnya secara struktur sehingga memberikan dampak motivasi tertentu kepadanya.

Pada film yang menjadi pilihan kami sebagai studi kasus terkait teori ini, terdapat beberapa scene dimana Jordan Belfort yang mendapatkan perjanjian reward sebesar 50% dari hasil kesepakatan bisnis investasi yang ia lakukan dengan setiap client pada perusahaan stock agency sederhana persis setelah ia keluar dari perusahaan saham di wall street. Untuk setiap kesepakatan ia mendapatkan imbalan berupa insentif gaji sebesar 50% dan itu sangat besar sehingga memberi dampak motivasi positif kepadanya dan berdampak pula pada produktivitas dirinya dalam bekerja dalam organisasi.

Jenis imbalan kedua yaitu imbalan berupa rekognisi yang ada di film The Wolf of Wall Street ditunjukkan pada scene saat Jordan Belfort sebagai pimpinan organisasi perusahaan Stratton Oakmont memanggil dengan lantang beberapa nama karyawannya yang memenuhi target penjualan saham di depan seluruh karyawan lainnya dengan bangga. Tentu hal ini memberikan motivasi khusus kepada para karyawan yang telah melakukan kerja nya dengan baik, bentuk apresiasi yang tepat dapat menjadi bentuk dorongan kepada para individu di dalam organisasi untuk selalu semangat dalam melakukan setiap pekerjaannya dan hal ini pula akan semakin mempermudah organisasi untuk mencapai tujuan utama mereka.

Ditulis oleh:

  1. Achmad Hudan 106120006
  2. Ngazha Syafania Munawir Putri 106120009
  3. Allwysius Silvio Berluscony 106120014
  4. Olivia Gloria Setiawan 106120016
  5. Much. Achmad Saebani 106120049
Share :
Previous Post
Next Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *