Blog Universitas Pertamina

DUNIA LOGISTIK DITENGAH ANCAMAN RESESI DUNIA 2023

Beberapa bulan terakhir ini, pemberitaan media Indonesia dan Dunia banyak membahas terkait Ancaman Resesi Global di tahun 2023. Resesi global diartikan sebagai kondisi ekonomi suatu negara memburuk yang umumnya ditandai dengan meningkatnya pengangguran, Produk domestic bruto (PDB) menurun bahkan cenderung tumbuh negative selama beberapa periode.

Banyak ahli yang memprediksi bagaimana situasi dunia khususnya ekonomi dan perdagangan, termasuk apa yang akan dihadapi Indonesia khususnya pada dunia logistik Indonesia. Secara global, menurut laporan prospek ekonomi global dari Bank Dunia menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi diprediksi mengalami penurunan yang drastis dari 5.7% di tahun 2021 menjadi 2.9% di awal tahun 2023.

Bagaimana dampaknya bagi Dunia Logistik? Menurut pemaparan Ketua Umum ALFI Yukki Nugrahawan Hanafi saat ini tanda-tanda yang mengarah kekondisi resesi terlihat dari Perdagangan dunia mulai menunjukkan penurunan serta aktivitas ekspor-import yang juga mengalami penurunan.

sumber: Pelabuhan (Foto: Ilustrasi Shutterstock) https://economy.okezone.com/

Data BPS yang dirilis pada oktober 2022 memberikan gambaran aktivitas eksport-impor Indonesia;

  • Nilai ekspor Indonesia September 2022 mencapai US$24,80 miliar atau turun 10,99 persen dibanding ekspor Agustus 2022
  • Ekspor nonmigas September 2022 mencapai US$23,48 miliar, turun 10,31 persen dibanding Agustus 2022
  • Nilai impor Indonesia September 2022 mencapai US$19,81 miliar, turun 10,58 persen dibanding Agustus 2022
  • Impor migas September 2022 senilai US$3,43 miliar, turun 7,44 persen dibanding Agustus 2022

Tentu saja, dalam kegiatan logistik global, penurunan nilai ekspor-import ini berimbas kepada penurunan pergerakan barang dan kegiatan bongkar muat petikemas/container di Pelabuhan.

Tetapi, kita perlu melihat 2 tahun kebelakang, disaat dunia dilanda pandemi covid-19, praktis kegiatan ekonomi, perdagangan tidak hanya menurun bahkan berhenti. Pusat-pusat ekonomi masyarakat nyaris berhenti total karena adanya penutupan. Border-border negara juga banyak yang ditutup, tidak hanya manusia, pergerakan barang juga menjadi terhambat bahkan banyak yang terhenti karena wabah ini. Tapi aktivitas logistik mampu bertahan dan mengalami perubahan radikal dalam operasionalnya, bahkan mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi, dimana selama pandemi arus pengiriman barang mengalami pertumbuhan hingga 40%. Hal ini karena banyak perusahaan melakukan shifting dari offline menjadi online dalam aktivitas bisnisnya, tentu saja peran logistik menjadi sangat tinggi untuk memastikan kelancaran arus barang tersebut.

Jika kita kembalikan kondisi tersebut dengan ancaman resesi ekonomi dunia yang diprediksi akan terjadi di tahun 2023, tentu saja walaupun mengalami penurunan, ekonomi tetap akan jalan, pusat-pusat perdagangan mall, pasar, tetap buka, dan selama pusat-pusat ekonomi tersebut tetap beroperasi, maka kegiatan logistik tidak akan mati. Oleh karena itu diharapkan bisnis logistik harusnya tetap optimis dalam menghadapai situasi tersebut.

Salam Logistik

Share :
Previous Post
Next Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *