Blog Universitas Pertamina

Harta Karun di Blitar: Duo Pahit Pelepas Penyakit

Nama Blitar tentu sudah tak asing lagi didengar. Di kota inilah terdapat makam Proklamator Kemerdekaan sekaligus Presiden Pertama RI, Soekarno. Oleh karena itu, Blitar juga dijuluki Kota Proklamator.

Pada saat pulang ke Kediri beberapa waktu lalu, terdorong rasanya saya menjelajahi tempat-tempat baru. Pilihan pun jatuh ke Blitar. Alasannya sederhana saja. Jaraknya yang tak jauh dari ke Kediri, yakni sekitar 41 kilometer.

Sisi menarik Blitar ternyata begitu banyak. Kota ini menawarkan berjibun destinasi wisata edukasi. Kali ini saya akan mengulas dua saja, yaitu Perkebunan Kopi Karanganyar dan Kampung Coklat. Meski kopi dan cokelat sama-sama pahit, tapi bisa jadi obat penyakit, apalagi penyakit penat dan stres, haha!

Keboen Kopi Karanganyar

Perkebunan Kopi Karanganyar atau De Karanganjar Koffieplantage berlokasi di Karanganyar Timur, Nglegok, Blitar. Keboen Kopi Karanganyar didirikan sejak tahun 1874 oleh orang Belanda, H.J Velsink dan Hendrik van Vredenberg. Tak hanya perkebunan, di sini juga terdapat pabrik kopi.

Kemudian warga lokal membelinya pada tahun 1960 dan terus-menerus diwariskan ke keturunannya di bawah PT Harta Mulia. Tempat ini pun disulap menjadi destinasi wisata yang menarik.

Saat tiba di lokasi, pengunjung akan melihat gerbang perkebunan yang unik, seolah tempat itu dilarang untuk dimasuki. Tapi beranikanlah diri, bayar tiket masuk Rp 15.000 per orang, dan lewati gerbangnya, maka kalian akan dihadapkan pada pemandangan asri yang menjadi latar sejumlah bangunan yang unik.

Bagi yang penasaran dengan kebun kopinya, disediakan sewa ATV. Kalian bisa berputar mengitari perkebunan kopi sambil merasakan sensasi berbeda dengan menunggangi motor empat roda itu. Dijamin tak akan menyesal.

Di De Karanganjar ini terdapat dua museum. Roemah Lodji salah satunya. Di sini ada sebuah kamar yang sebagian besar perabotannya berasal dari Kamar 806 di Hotel Indonesia yang dikhususkan untuk Bung Karno.

Rumah Lodji

Rumah Lodji

Moesioem Noegroho dan Bermain ATV

Museum lainnya adalah Moesioem Noegroho yang berisi benda seni dan batik tutur asli Blitar. Museum ini baru diresmikan pada tahun 2021. Memang agak seram, tapi jangan berhenti di tengah jalan ya kalau di museum ini. Lanjut terus sampai akhir karena kalian nanti akan menemukan lukisan karya Basuki Abdullah.

Jika sudah lelah berkeliling, kita bisa mencicipi kopi asli hasil perkebunan ini di OG Cafe. Atmosfer dan bangunannya masih seperti bangunan jaman Belanda. Kopi yang dihasilkan adalah jenis Robusta, Excelsa, dan Arabica.

Oh jangan lupa. Kamu bisa memberi makan merpati lho di sini. Belilah pakannya di lokasi, kemudian lempar sesuka hatimu, maka merpati-merpati akan menghampiri.

Overall, pengalaman melihat perkebunan kopi dan bangunannya yang asli membuat saya membayangkan bagaimana keadaan pada masa lalu. Sayangnya, masih ada bangunan yang tutup saat saya ke sana, seperti tempat suvenir, Bale Pitutur, dan pabrik kopi.

Kampung Coklat

Nah, kalau yang tempat wisata yang satu ini berada di daerah Kademangan, Kabupaten Blitar. Dengan luas sekitar 6,5 hektar, Kampung Coklat memiliki perkebunan yang memasok kebutuhan produksi, yaitu biji kakao untuk bahan dasar pembuatan coklat.

Di dalam Kampung Coklat itu sendiri terdapat pabrik produksi pengolahan coklat, olahan coklat yang dibuat di tempat wisata itu menghabiskan sekitar 3 ton per hari yang hasilnya dijual kepada pengunjung dan juga di kirim keluar kota.

Di sini kalian juga tidak perlu khawatir untuk yang mungkin tidak kuat untuk berjalan jauh maka sudah disediakan golf car dan sepeda listrik yang bisa digunakan berkeliling.

Saya sih mengakui tempat wisata ini fasilitasnya paling lengkap. Bukan hanya kebun dan tempat pengolahan biji kakao.

Di sini terdapat fasilitas cooking class untuk belajar menghias cokelat sesuai dengan keinginan. Ada juga chocolate gallery, tempat berbagai hasil olahan produk cokelat dari cokelat batangan 100% sampai modifikasi dari produk cokelat yaitu chocolate crispy.

Belum puas? Tenang, ada beberapa wahana yang dapat diikuti oleh seluruh keluarga, seperti pancing ikan, bombom car, perahu dayung, melukis, sepeda listrik, carousel, dan mini rolling coaster.

Tidak hanya wahana, masjid yang besar untuk beribadah, ada juga penginapan untuk pengunjung yang ingin menginap di Kampung Coklat. Saya sendiri memilih wahana terapi ikan untuk dicoba, kebetulan ini adalah pengalaman pertama saya.

Pengolahan Biji Kopi

Kuliner di Kampung Coklat pun beragam dan sangat murah, ada yang prasmanan sampai kuliner rasa cokelat seperti mie cokelat dan waffle cokelat. Karena saking penasarannya saya dengan produk cokelatnya maka saya mencoba membeli beberapa jenis cokelat dari Kampung Coklat serta menyewa golf car edukasi untuk melihat sendiri kebun kakao dan pengolahannya.

Kopi dan Cokelat

Intinya, Perkebunan Kopi Karanganyar dan Kampung Coklat bagi saya sangat bermakna karena kopi dan cokelat adalah kesukaan saya sejak kecil.

Dengan mengikuti wisata edukasi ini saya jadi lebih paham bahwa kopi dan cokelat memiliki banyak kemiripan, sama berasal dari bijih dan mengandung kafein.

Kopi hitam dalam jumlah sedang, 3-5 cangkir setiap hari, terbukti menurunkan risiko penyakit tertentu, termasuk parkinson, penyakit jantung, diabetes, dan beberapa jenis penyakit. Begitu pula dengan cokelat, rasanya memang pahit jika tanpa gula, namun jika ingin menurunkan berat badan, cokelat yang panas akan membantu diet dengan sangat baik.

Oh ya hampir terlewat! Bagi rekan-rekan yang main ke Blitar, selain dua destinasi itu, jangan lupa juga sekalian mampir ke Warung Sri Rejeki ya di Jalan Mawar, murah dan enak!

Share :
Previous Post
Next Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *