Blog Universitas Pertamina

Logistics in Human History

Siang ini saya menonton documentary series yang disiarkan oleh National Geographic yang berjudul “Stonehenge Decoded New Discoveries”. Sudah sejak lama, saya selalu tertarik dengan bahasan semacam ini, saya suka penasaran bagaimana kehidupan manusia zaman lampau, lampau yang jauh hingga masa prasejarah.

Menarik sekali untuk bisa tahu bagaimana manusia zaman lalu hidup, bertahan dengan segala keterbatasan dan kesulitan. Menarik untuk bisa memperkirakan bagaimana kelompok manusia prasejarah ini berpikir. Kenapa mereka membangun monumen-monumen masif? Kebanyakan memang untuk alasan pemujaan entah kepada yang tak kasat mata yang biasanya terkait erat dengan teori perbintangan atau dunia setelah kematian, ataupun kepada yang kasat mata yaitu raja atau pemimpin mereka yang sering mereka anggap juga sebagai Tuhan pada masa itu. Saya kadang berpikir, apa dulu saya seharusnya ambil kuliah Arkeologi? Atau kayanya seru juga kalau dulu kita bisa ambil double major yang lintas IPA-IPS, maka mungkin satunya saya akan ambil Arkeologi. Mungkin saya akan tulis lain kali kenapa saya memilih jurusan Teknik Industri dulu saat SPMB (d/h SKALU, SKASU, SIPENMARU, UMPTN, kemudian SNMPTN, atau SBMPTN—bisa ditebak kira-kira usia saya dari istilah yang saya pakai, dan pembaca bisa relate pada masa sendiri istilah mana yang berlaku). Singkatnya, salah satunya karena saya tidak niat ambil IPC karena saya merasa tidak akan maksimal kalau mengambil ujian mata pelajaran sosial yang sudah lama saya tinggalkan karena saya memilih masuk IPA ketika SMA.

Kembali ke dunia arkeologi, pernah anak kedua saya (Disa, 7 tahun) melihat saya menonton acara terkait arkeologi lalu dia bertanya, “Itu apa, Ma?”. Saya jawab, “Bangunan masa lalu.’’. Dia tanya lagi, “Apa itu?”. Saya kesulitan menjelaskan hahaha, kesulitan menemukan jawaban yang pas, yang sederhana, yang bisa dipahami dengan mudah oleh anak umur 7 tahun.  Saya yang lagi fokus menonton, mencoba menjawab cepat, “Ya itu Dek, ada kuliahnya kalau mau belajar yang gini-gini, namanya Arkeologi.”. Dia merespon, “Apa itu Arkeologi? Aku ga ngerti.”. Mungkin saya yang kurang bisa mendeskripsikannya dengan baik untuk anak SD. Untuk hal yang seperti ini, saya merasa memang masih harus banyak belajar dan banyak sabar menjawab berbagai pertanyaan random anak-anak hehe.

Namun yang ingin saya highlight pada tulisan ini adalah yang terkait sisi logistik ancient world. Di berbagai belahan dunia, kita bisa menemukan bangunan-bangunan super besar yang dibuat pada zaman kuno ataupun pada periode yang cukup “baru” yakni “hanya” beberapa ratus tahun lalu. Salah satu contohnya adalah area pemakaman raja-raja di Kawasan Gyeongju, Korea Selatan. Bahkan area pemakaman raja-raja yang kini menjadi tempat wisata itu, menarik perhatian saya juga sehubungan dengan kelogistikannya. Meskipun tampak seperti tumpukan tanah di permukaan saja tapi skalanya besar dan jumlahnya banyak yang tentunya membutuhkan banyak pekerja pada masa konstruksinya selain butuh banyak “raw material” juga. Bagaimana konstruksi besar semacam ini dibangun pada masa lampau ketika teknologi dan alat-alat berat belum secanggih seperti sekarang ini.

Pada kasus pembangunan Stonehenge misalnya, bagaimana mereka membawa batu-batu yang sangat besar dalam radius yang sangat jauh, apa “vehicle”-nya, seperti apa “routing”-nya? Salah satu dugaannya adalah batu-batu tersebut dialirkan melewati sungai yang dekat dengan lokasi pembangunan. Menarik sekali jika kita bisa mengetahui dengan tepat bagaimana “project management” diatur pada masa itu, berapa resource yang dibutuhkan, berapa lama pengerjaannya, dan apa “objective function”-nya? Jika pada masa industrial sekarang ini, kita memahami objective function pelaku usaha berujung pada maksimasi profit entah melalui maksimasi revenue, minimasi cost, ataupun kombinasinya, namun pada zaman dahulu kira-kira apa ukuran kesuksesannya? Dan apakah mereka memang memikirkan konsep semacam “objective function” dan “constraint” ini pada masa lalu ataukah yang penting bangunannya jadi saja? Saya juga belum tahu jawaban pastinya, mari kita cari.

Tidak banyak artikel yang mengangkat cerita logistik pada masa lampau, salah satunya yang berjudul “Ancient Logistics – Historical Timeline and Etymology” yang ditulis oleh (Tepić, Tanackov, & Stojić, 2011), 11 tahun yang lalu. Mengutip abstrak yang mereka tulis,

The phenomenon of logistics has an exceptional genesis. According to the findings presented in this paper, logistics dates back to Late Bronze Age (LBA), to ancient times. The bases for logistics development were an evolution of metrics systems, first of all numerical systems. The grounds of Mesopotamian and Egyptian numerical systems were used for commercial purposes by the Phoenicians. In that time the numbers were not displayed as symbols but as pictures. Primary meaning of the word logos was to count. The etymology of the word logistic was drawn from two words, the counting and the picture or the knowing of “numeracy skills through images”. The detailed analysis of the oldest known shipwreck – Uluburun, proved intensive production and commercial activities in the LBA period in the Mediterranean. These activities could be realized only with the support of intensive logistic activities. The analysis of the logistics change, given below, shows that the definition of logistics starts far in the period of BC. The famous Pythagoras was the first logistician to be appointed.

Berdasarkan artikel ini, kita bisa mengatakan bahwa ilmu logistik bukanlah ilmu baru, yang muncul pada zaman industrial tapi sejatinya sudah ada sejak zaman kuno. Kebetulan saja logistik sebagai program studi di perguruan tinggi yang “baru” muncul. Dari artikel ini pula bisa kita lihat bahwa ilmu logistik berperan penting sudah sejak lama bahkan sebelum dunia modern ini ada. Sudah sejak lama pula, manusia concern pada payload distribution seperti pada gambar di bawah. Mengarungi perjalanan lewat laut, yang jauh dan lama, secara intuitif manusia “mengkalkulasi” muatan yang dibawanya yang jika direfleksikan ke zaman sekarang pada pengiriman container via vessel, juga merupakan salah satu hal yang diatur, yaitu yang terkait keseimbangan kapal demi keselamatan awak kapal dan keamanan barang yang ditransportasikan.

Sumber: (Tepić, Tanackov, & Stojić, 2011)

Agak maju ke era jalur sutra yang merupakan jalur perdagangan kuno, tentunya signifikan sisi logistiknya yang bisa kita amati. Sambil merancang sistem logistik saat ini serta prediksinya dimasa depan, ada baiknya juga kita menengok ke belakang, mengambil pelajaran bagaimana sistem kelogistikan diaplikasikan pada zaman lampau yang kemudian bisa menjadi cerita mashyur untuk generasi baru.

Sumber: (Ono, et al., 2005)

Referensi:

Tepić, J., Tanackov, I., & Stojić, G. (2011). Ancient Logistics – Historical Timeline and Etymology. Technical Gazette, 379-384.

Ono, K., Yamamoto, T., Kamiuchi, T., Kitamoto, A., Andres , F., Sato, S., & Andaroodi, E. (2005). Progress of the Digital Silk Roads project. Progress in Informatics, 93-141.

Stonehenge Decoded. (2022). Retrieved from National Geographic: https://www.natgeotv.com/za/shows/natgeo/stonehenge-decoded

Share :
Previous Post
Next Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *