Blog Universitas Pertamina

PELAJARAN DARI ORANG “BIASA” YANG LUAR BIASA

Weekend ini adalah giliran untuk menjenguk ananda di Pondok. Seperti biasa, perjalanan selalu diselimuti kesyahduan, walaupun baru beberapa minggu yang lalu mengantarkan ananda kembali ke pondok. Berjumpa masih dibatasi pagar (karena masih menerapkan protokol kesehatan) sudah cukup mengurangi rasa rindu walupun hanya bisa melihat dan menyentuh tangan anak semata wayang. Sambil memberikan titipan makanan dan kebutuhan harian, mengalir cerita kegiatan yang dilaluinya selama ini. Setelah cukup waktu menjenguknya, sebelum pamit, selalu kutitipkan pesan dan harapan orangtua kepadanya, dan dengan senyuman manis dan binaran mata bersihnya sudah cukup menentramkan hati.

Perjalanan pulang kami menggunakan taksi burung biru, dan disinilah pelajaran itu dimulai. Bapak supir yang bernama Pak Rominsyah (kalo ga salah), usianya sekitar 52 tahun, sangat ramah dan halus tutur bahasanya. Saat sedang ngobrol aku sampaikan bahwa tadi baru menjenguk anak di pondok, si bapak kemudian mengatakan bahwa anaknya juga di Gontor dan ada yang di Al-azhar Kairo.

Dari cerita si bapak, bahwa dia memiliki 6 anak. Anak 1 sudah hampir selesai S1 di Al-Azhar, dan juli ini akan mengambil S2 di Maroko. Anak nomor 2,3,4, dan 5 semuanya di Pesantren Gontor, sedangkan anak terakhir (nomor 6) masih umur 3 tahunan. Bahkan anaknya yang nomor 2 juga akan segera melanjutkan ke Al-azhar.

MasyaAllah, Bapak seorang supir Taksi, dan Istri mengajar ngaji, bahasa arab dan inggris di rumah, bisa memiliki anak-anak yang luar biasa cerdas dan semuanya mondok. Dan yang membuat kami malu adalah, istri beliau (ternyata telah Hafizh 30 juz) mengajar Ngaji, bahasa arab dan bahasa inggris di rumah untuk tetangga-tetangga tanpa bayaran alias GRATIS. Dari cerita bapak, alhamdulilah ada saja rezeki yang Allah berikan sehingga tidak pernah kekurangan untuk memenuhi kebutuhan biaya anak-anak dan biaya hidup. Semua anaknya diberikan kemudahan mendapatkan beasiswa prestasi, bahkan yang di Al-Azhar juga sama. Kuncinya adalah tetap ikhtiar dan jalani hidup dengan ikhlas sesuai tuntunan Allah dan Rasul kata si bapak.

secara singkat beberapa nasehat yang sempat beliau sampaikan dalam perjalanan ini;

  1. Jalani hidup dengan lurus dan ikhlas akan takdir-Nya, apapun kondisi kita sesungguhnya itu adalah ujian (Kaya/Miskin/Pintar/Lemah/Sehat/Sakit) termasuk Anak itu adalah Ujian. Selalu berdoa agar bisa menjalani ujian ini dengan ikhlas.
  2. Selalu doakan anak setiap habis solat, sebut nama anak-anak 1 per 1 secara khusus disetiap doa, bahkan sebelum tidur doakan anak 1 per 1.
  3. Istri/ibu anak-anak di rumah adalah madrasah pertama anak-anak. Karena itu penting mengingatkan untuk jangan mudah marah atau emosi dalam mendidik anak di rumah. Perbanyak sabar dan doa untuk anak-anak, khususnya yang keluar dari lisan istri/ibu anak-anak, sedangkan kita, suami mendukung dan membantu istri dalam pekerjaan-pekerjaanya.

Sebenarnya masih banyak lagi yang ingin aku dengarkan nasehat dari Bapak drivernya, tetapi karena sudah sampai di rumah, aku hanya bisa berterimakasih karena Allah kirimkan bapak untuk mengajari saya dan istri tentang tanggungjawab menjadi orang tua.

Sehat-sehat selalu pak. Semoga Allah pertemukan kita kembali.

Jakarta-bogor-jakarta

{ISO}

Share :
Previous Post
Next Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *