- Tujuan
- Mahasiswa mengetahui karakteristik rangkaian op-amp sebagai penguat inverting dan non
inverting. - Mengamati fungsi kerja dari masing-masing penguat
- Mahasiswa dapat menghitung penguatan dari masing-masing penguat
- Dasar Teori
Operasional Amplifier (Op-amp) sebagai Komparator
Operational Amplifier atau disingkat op-amp merupakan salah satu komponen analog yang
populer digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian elektronika. Aplikasi op-amp populer yang
paling sering dibuat antara lain adalah rangkaian inverter, non-inverter, integrator dan
differensiator. Pada dasarnya penguat ini terdiri dari penguat differensial dengan nilai penguatan
yang sangat tinggi serta impedansi masukan yang juga tinggi, penguat penyangga (buffer) dan
pada bagian keluaran terdiri dari driver (pengendali) dengan nilai resistansi keluaran yang sangat
rendah. Op-Amp memiliki dua jalur masukan, yaitu masukan terbalik (inverting) dan masukan
tidak terbalik (non-inverting).
Parameter penguat operasi pada umumnya adalah :
- Penguat tegangan terbuka sangat besar, yaitu sekitar 100.000 kali.
- Impedansi masukan yang cukup tinggi dengan nilai tipikal 1 MΩ.
- Impedansi keluaran sangat rendah, dengan nilai tipikal pada rentang puluhan ratusan Ω.
- Perbandingan penolakan terhadap sinyal mode bersama (CMRR) lebih dari 90 dB.
Karena penguat loop terbuka dan impedansi masukannya yang sangat besar, maka penguat
operasi ini sangat mudah untuk dikonstruksi agar berfungsi sebagai penguat yang kita inginkan
dengan cara menambah beberapa tahanan luar. Beberapa pemakaian Op-Amp yang umum
antara lain sebagai penguat inverting, penguat non-inverting, penguat penjumlahan dan penguat
selisih.Penguat inverting, dikonstruksi dari Op-Amp dimana tegangan masukannya diberikan pada
terminal inverting rangkaian penguat ini ditunjukan pada gambar dibawah, dengan penguatan
tegangan : AV = Vout / Vin = -(RF / Rin).